lama gk nulis blog.. hahahaha... masih butuh "saluran" untuk mengeluarkan unek-unek...
soo.. judul diatas diambil dari salah satu episode Grey's Anatomy season 7...
Adapt or Die?
in life.. rasanya gk mungkin kita akan terus2an hidup di zona nyaman ya... (maafkan krn penguasaan kosakata Inggris makin berkurang.. ampuunn...). kita selalu dipaksa untuk berubah, for good things of course.. dan saat pemaksaan itu terjadi... we have choices.. either we want to adapt.. or we die, just leave it behind...
honestly... I'm not sort kind of person who like changes... ummm... correction... I don't like changes... AT ALL... I mean... why do we have to leave such a comfort zone? where we already been there, feel comfort, feel save... Really, why?
but this is life.. life is full of changes, rite?
for examples of course... my clothes... they seems to be shrinken... (Denial, just ignore this)
okay back Ocha... back to the topic... life is full of changes...
i was single then i got married, i got pregnant, i delivered a baby... skip... skip... i got to work.. now that i feel comfort with my work... tadaaaaaa.... came the letter... ahiks...
it was something I always postpone to think about... i really dont want to think about it until... umm... at least my husby finish his study... (dan kalau diperbolehkan pun, klo boleh... blom pengen mikir itu juga pas ntar husby lulus). arrrrghhhh... kenapa saya dipaksa mikir bginian sekarang???
apa sih isi suratnya?? tak lain dan tak bukan adalah... ummm.... ituh... syarat buat jadi dosen.. kan harus minimal S2 kan ya sekarang? bgitu bukan? bgitu?? jadiiii... kami sebagai dosen yg masih S1 harus segera mengajukan rencana study, shg diharapkan 2014 sudah selesai. dan itu, ajuan rencana study itu.. paling lambat harus taun ini... ini sudah bulan apa sodara-sodara??? udah mau untup2 bulan november inih... aaarrghhh....
okay selingan, hal lain yg (sebenernya) bikin males jadi dosen adalah... selain syarat S2 ato S3nya... serdos... harus ngumpulin banyaakkkk berkas dan penilitian, aih tuh kan jadi salah tulis... penelitian... dan yg bikin males dari jadi dokter adalah.... tiap 5 taun harus perbarui registrasi dokternya... which mean... ngumpulin berkas2 juga... and I'm not that organized... I can't always collect my umm.. what do you call itu... surat tugas, etc.. etc.... hauuuu......
apa hubungannya ama harus skolah lagi? itu juga butuh berkas... banyak... kumpulin ttd... nemuin orang2... mnt rekomendasi... well dont get me wrong... i KNOW that it is a must... and i MUST like it, yea? I just.... huaaaa.... knp gk sesimple masuk SMP-SMA sih? masuk kuliah juga kan cm tes aja, berkas nilai SMA, ijazah.. gitu aja bukan?
okay.. okay... saya udah dicap males deh pasti... but I mean... hiks.. nope I meant nothing... sudahlah... emg itu syaratnya...
okay... sekolah lagi... now that I'm not a single gal anymore... there's a lot to think... mau ambil apa... S2 atau spesialis.. DIMANA?
dari dulu emg suka nunda mikirin ini krn, yaaahh... biar gimana-gimana tetep harus nunggu husby lulus dulu kan? trus tau husby kerja dimana... br bs ambil keputusan mau skolah apa, dimana, pembiayaan dimana...
klo skrg? husby blm lulus.. blm tau mau dimana.. iya klo tetep di malang sih gpp saya bisa enak ambil beasiswanya.. (eh gk juga sih... lha S2/spesialis yg dimauin adanya d luar malang juga). trus gimana donk...
lalu Kakak.... rasanya gk mungkin juga ninggal anak.. huhuhuuuhuuu... walau berada dlm pengawasan uti-akung sih... tp blm kebayang aja ninggal anak... walau kuliahnya ada yg nawarin sabtu-minggu juga... tp bayangkan aja... senin-jumat kerja, sabtu-minggu kluar kota ninggal anak, saat keluarga2 lain liburan... saat si Kakak minta diajak jalan2... That's not a life I ever dream of....
untuk sementara sih... hiks...
kita bukan meninggalkan zona nyaman koq... cm memperlebar zona nyamannya... dan bayangin aja ketika nanti orang lain masih harus susah2 mikir ninggal anak dan kluarga kita uda nyaman dengan kerjaan...
that was i told one of my friend when she decided to have her master degree...
but when it comes to me? when it come to my turn to decide? huaaaa... huaaaaa *nangis keras-keras*
i want to be a clinician... to be honest being a lecturer was not my dream... i can never imagine i'll teach.. :)
but this is life, yea? full of unexpected things...
and it's just my responsibility for deciding to have married.. to have a child.. jadi siapapun yg bilang knp saya married klo gk gini, gini, mana tanggung jawab gini gini... Hey... this is me... working here... and in order to keep my work safe... i have to continue studying... and it's not that i dont want to think about it.... i have a looottttt to think.... huwww...
baiklah, yasudahlah.... makin ngaco curcol-nya...
give me time to think... tapi ntar ya... abis nyelesein jatah lokakarya tgl 3 november.. saya ketuanyaaaa... huaaa... semangaaattt...
kaya di Grey's Anatomy juga...
Adapt or Die? I will survive this.
Selasa, 23 Oktober 2012
Selasa, 17 Januari 2012
PUTUS ATAU CERAI??
lama gk nulis yaaaaa.....
hahahaaa... susah nulis sih diantara banyak kesibukan akhir2 ini...
copas aja deh dari sini
Putus atau cerai
Cinta itu tidak statis.
Ketika seseorang dengan pasangan hidupnya sedang dalam suasana garing, datar, jenuh, atau panas, mendidih, berduri
suasana yang tak seperti bayangannya, atau masa bulan madu sudah kering madunya, lalu terbersit dalam pikiran..
Ingin mencari pasangan baru, yang dalam bayangannya pasti beda.
Ada baiknya merenungkan tentang metoda setan yang menghalangi sukses, dengan 5 bisikan ini:
1. "Tidak ada seorangpun yang mau memperhatikan atau mencintai saya. Saya sendirian dan hidupku sunyi"
'Bisa jadi' (tidak selalu) perasaan demikian muncul karena pada masa kecil berada diantara orangtua yang memang aslinya tidak menunjukkan kemesraan didepan anak-anak, atau orangtua gagal menumbuhkan hubungan yang hangat/akrab, gagal mengajari cara meng-ekspresikan rasa sayang, sehingga anak2 tidak merasa dicintai. Ketika anak menjadi dewasa dia menganggap bahwa pasangannya, teman2nya dan org2 di sekelilingnya adalah orang yang dingin, kaku, tidak menarik.
Dia terombang ambing mencari dan mencari lagi seseorang 'yang bisa menghilangkan kesunyian dirinya'..dan itu akan sulit memenuhi harapannya. Atau sebaliknya dia mati-matian mencari perhatian.
2. "Saya memang tidak bisa. Saya tidak mampu. Saya tidak cukup baik"
Orang dewasa yang berasumsi demikian pd dirinya sendiri, ADA KEMUNGKINAN (TIDAK SELALU) bhw pada masa kecilnya orangtuanya memperlakukan dia dengan selalu mengkritik, mencela, memandang remeh, membuat serba salah. Anak tumbuh dengan timbunan perasaan AKU TIDAK SEMPURNA tidak menarik, tidak didukung, dan penuh dengan rasa malu.
Pada saat dewasa ketika sedang terjepit masalah, misalnya nilainya jelek, usahanya bangkrut, kecewa karena sesuatu..yang dibutuhkan adalah seseorang yang bisa mengangkat harga diri, yang kepada orang itu 'aib' nya dapat disembunyikan.
Bila orang ini sudah punya istri/suami, bertemu dengan 'orang yang salah' ketika sedang bangkrut atau kecewa, hidupnya bisa tersesat.
3. "Keinginan saya tak ada yang peduli, tidak ada harganya, 'pasti gak dianggep".
Ada kemungkinan dulu pada masa kecil orangtua tidak membiasakan mendengar pendapat atau suara anak2nya. Mendengar pendapat anak, tidak selalu berarti manut atau tunduk pada anak. Pendapat inilah yang menghalangi ortu sehingga memutuskan segala sesuatu tanpa bicara walaupun hal itu untuk kepentingan anak.
Saat dewasa dia terbiasa bungkam, agar terhindar hari konflik. Ia tumbuh dengan tumpukan merasa kalah, tidak dipahami, selalu dikerjain, dan ditolak.
Ketika hubungan sedang jenuh atau garing dengan pasangan, timbul 'ledakan' kemarahan yg dipendam dalam diam sekian lama, merasa dipekerjakan saja oleh pasangan, merasa memberi terlalu banyak, sedangkan pasangannya tidak memberi apa2. Kalimat marahnya (dalam diam):"kamu cuma mau uangku atau kamu cuman mau aku mencuci bajumu dan masak untuk kamu. Lantas apa yang aku peroleh darimu". Perjumpaan dengan 'orang yang salah' pada saat situasi rumah tangga begini, jadi runyam.
4. "Segalanya harus aku yang mengerjakan, dan harus benar"
Perasaan ini bisa timbul bila masa kecil anak berada dalam tekanan, diminta aktif terus, kerja terus, tak boleh nganggur. Orang tua ingin anaknya tidak malas. Tetapi kelewatan. Anak tak pernah ada kesempatan bersenang senang sedikitpun. Dia tumbuh dalam situasi memikul tanggung jawab secara berlebihan dan terus menerus. Ketika mencari pasangan dia memimpikan seseorang yang sopntanitasnya banyak, ceria, seimbang antara kerja dan main. Ketika rumah tangga sedang jenuh istri yang ingin jalan2 aja jadi tampak salah. Atau suami yang pamit mancing adalah dosa besar. ribut.
5. "Saya 'lebih' dari mereka semua dan saya berhak mendapatkan sebanyak yang bisa saya dapatkan".
Orangtua mendorong anak kecilnya secara berlebihan agar merasa lebih dibanding orang lain. Ketika dewasa dia jadi menuntut perhatian khusus, merasa terhina ketika orang lain melakukan pembatasan atau mengikuti suatu aturan main. Dia mudah sekali menganggap orang lain melanggar hak dia, walaup sikapnya tampak biasa2 saja. Hidupnya tidak mengenal teladan saling membutuhkan, saling memberi dan menerima, tidak sadar bahwa tuntutan cinta nya berlebihan. Tidak memahami kalimat" anda harus memperlakukan pasangan seperti anda ingin diperlakukan".
Dia akan selalu menganggap pasangannya gagal memenuhi keinginannya. Angkuh dan tak akan pernah menunjukkan perhatian. Lalu mencari dan mencari lagi..orang yang dianggap cocok.
Orang dewasa diberi akal untuk mampu meilih mana benar mana salah. Andai seseorang merasa 'seperti' salah satu tsb diatas, mencari dan mencari lagi orang yang dirasa cocok, meninggalkan luka dimana mana, pasti bukan orangtuanya yang salah, karena orang dewasa bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Karena itu baiknya tidak mencari siapa yang salah. Akan lebih baik kalau tulisan diatas dipakai sebagai modal melangkah, agar anak-anak tak menderita karena kita kekurangan ilmu mendidk anak.
Selamat merenung
(di inspirasi, ditambah, dikurang dan diolah dari buku psikologi karangan Spring JA)
Langganan:
Postingan (Atom)